Pages

0
Selasa, 05 Juni 2012

Mengapa Allah Menciptakan Makhluk?





Syaikh Abu Yazid al-Bistami ditanya oleh seseorang, “Mengapa Allah menciptakan makhluk?”
Ia menjawab, “Allah menciptakan makhluk untuk… 

menunjukkan kekuasaan-Nya; Dia memberikan rezeki kepada mereka untuk menunjukkan kemurahan-Nya; Dia menghidupkan mereka untuk menunjukkan kebesaran-Nya; Dia mematikan mereka untuk menunjukkan keperkasaan-Nya; Dia menghitung amal mereka untuk menunjukkan keadilan-Nya;

...

Dia memasukkan mereka ke dalam surga untuk menunjukkan karunia dan kasih sayang-Nya; Dia memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka untuk menunjukkan murka dan azab-Nya.” Di samping itu, alasan Allah menciptakan alam semesta karena mereka akan memuji dan membesarkan-Nya.

...

Hal ini kemudian diperjelas dengan sabda Nabi Muhammad Saw. yang menyatakan firman Allah:
“Khalaqtu al-khalq liyurbihu li wa la arbaha ‘alayhim“, ‘Aku ciptakan makhluk supaya mereka mengambil manfaat dari-Ku, dan sekali-sekali Aku tidak mengambil manfaat dari mereka’.

...

Firman Allah Swt. tatkala menjawab pertanyaan Nabi Daud a.s. yang datang bersujud kepada-Nya seraya bertanya, “Ya Tuhanku! Apa alasan Engkau menciptakan makhluk?”
Allah pun menjawab, “Kuntu kunuzun makhfiyya, fa ahbabtu an u’raf, fakhalaqtu al-khalqa li’uraf” “Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi, padahal Aku sangat ingin dikenal. Oleh karena itu, Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”

Seperti Firman Allah dalam Adh-Dhariyat (51) ayat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.

...

Menurut Ibn Abbas–seorang mufasir Alquran periode awal– frasa “beribadah kepada-Ku (ya’ buduuni) bermakna “mengetahui-Ku (ya’rifuuni)” atau lebih tegas lagi “mengenal-Ku.”


Allahua’lam.
4

Tauhid Islam Tidak Mengajarkan Pengesaan Tuhan




tauhid-itu-bukan-mengesakan-Allah-ibnuabbaskendari
Sungguh berbeda: satu dengan esa.


Salam alaikum, Sobat Sarang...
Meskipun tulisan ini bukan sambungan langsung tulisan yang saya janjikan sebelumnya mengenai Ruh Qudus,insyaAllah, tulisan ini dan beberapa tulisan selanjutnya akan menjadi jembatan menuju pemahaman yang utuh mengenai kedudukan Ruh Qudus dalam pengesaan kita di hadirat Ilahi Rabbi. Amin.

Tauhid artinya mengesakan. Bukan mengesakan Allah. Allah sudah Esa. Akan tetapi, mengesakan segala sesuatu yang diciptakan Allah kepada Allah. Jadi jelasnya, tauhid itu mengesakan segala sesuatu, termasuk diri kita, kepada Allah Swt. karena yang ada pada segala sesuatu dan yang ada pada diri kita ialah sebenarnya Af'al (Perbuatan) Allah, Asma (Nama) Allah, Sifat Allah, dan Zat Allah.

Keempat macam inilah yang perlu kita kenal dan kita ketahui karena kenyataan hakikatnya itu ada pada kita, seperti
  1. Af'al Allah   : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah tubuh atau jasad kita;
  2. Asma Allah : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah hati;
  3. Sifat Allah   : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah nyawa;
  4. Zat Allah     : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah rahasia.  

Mengapa Zat dikatakan rahasia? Karena yang namanya Zat itu tidak berbentuk, tidak berwarna, tidak berbau, tidak bertempat, dan lain-lain. Karena Zat itu laysa kamitslihi syai'un, tidak ada seumpamanya. Ini  baru Zat, sedangkan Allah terlebih laysa kamitslihi syaiun. Ini sebabnya Rasulullah melarang memikir-pikirkan soal Zat Allah: bukan karena tidak boleh, melainkan karena memang tidak bisa! Ini baru Zat-Nya, apalagi Allah Pribadi: Sang Maha Pencipta. 

Memikir-pikirkan Zat Allah itu bukan tidak boleh, melainkan karena memang tidak bisa!

Memaksakan yang mustahil itulah yang menimbulkan penyimpangan dan melahirkan dosa.

Keempat macam yang ada pada segala sesuatu dan ada pada diri kita inilah yang perlu diesakan pada Allah. Bukan Allah-nya yang diesakan.

Kalau kita sudah tahu hakikat yang empat ini, bahwa 
Tubuh    hakikatnya Af'al Allah,
Hati       hakikatnya Asma Allah,
Nyawa   hakikatnya Sifat Allah, dan
Rahasia  hakikatnya Zat Allah
tentulah kita sadari, pada diri kita itu tidak ada tubuh, tidak ada hati, tidak ada nyawa, tidak ada rahasia. Yang ada adalah Af'al Allah, Asma Allah, Sifat Allah, dan Zat Allah. 

Inilah maksud sebenarnya perkataan "makhluk itu tidak punya wujud hakiki". Inilah makna sebenarnya  "sekalian makhluk itu fana di hadirat Ilahi Rabbi". Bukan mem-fana-fana-kan diri atau mengosong-kosongkan diri atau meniada-tiadakan diri, seperti yang dilakukan sebagian golongan tasawuf.

Makrifatnya, apa saja yang terpandang mata, semuanya itu adalah Af'al Allah: Perbuatan Allah.
Umpama:
Kita memandang sesuatu yang sudah kita kenal. Katakanlah kita sedang memandang gelas. Begitu kita memandangnya, tidak ada ragu lagi di hati kita bahwa itu adalah gelas. Begitulah pula kalau kita sudah kenal dengan Af'al Allah, mau apa lagi yang diragukan?


makrifat-glass-gelas-makrifat
Orang yang sudah kenal gelas
tidak akan ragu menyebut
gambar di atas adalah
gambar gelas.


Bahkan kita tahu tiada satu makhluk pun di jagat raya ini yang bisa membuat tubuh nyamuk. Kalau kita sudah sadar tidak ada perbuatan makhluk, tentu perlulah kita sadari perbuatan siapakah itu?

Menurut para muwwahid (orang-orang ahli tauhid) untuk sempurna makrifat kita pada Allah Swt. dan sempurnanya musyahadah (persaksian) kita kepada Allah, hendaklah kita mengetahui tauhidul (jalan peng-esa-an) Af'al, tauhidul Asma, tauhidul Sifat, dan tauhidul Zat. Kalau dikaitkan dengan ibadah, jalan yang sampai kepada Allah Swt. itu syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Inilah jalan pengenalan yang sampai kepada Allah Swt.


- Syaikh Sirad -

1

Cahaya Tuhan Bernama Allah






Ketika belum ada sesuatu, tentu belum ada yang mengatakan Tuhan. Kemudian Tuhan Berkehendak diri-Nya disebut Tuhan dan minta dikenal, maka diciptakanlah makhluk.

Makhluk apa yang pertama diciptakan-Nya? Inilah yang perlu dikenal, yaitu Cahaya Diri-Nya Sendiri. Inilah Rahasia Diri-Nya, inilah yang bernama Allah

Jadi, Cahaya Diri  Tuhan itulah yang bernama Allah, juga bernama Nur, juga bernama Rahasia. Insan dan semesta alam juga dari Cahaya Diri-Nya.

Jika Cahaya itu diri kamu, sampailah kamu dan beserta Tuhanlah kamu.

- Syaikh Undang Sirad -

۞ ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٍ۬ فِيہَا مِصۡبَاحٌ‌ۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ‌ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّہَا كَوۡكَبٌ۬ دُرِّىٌّ۬ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ۬ مُّبَـٰرَڪَةٍ۬ زَيۡتُونَةٍ۬ لَّا شَرۡقِيَّةٍ۬ وَلَا غَرۡبِيَّةٍ۬ يَكَادُ زَيۡتُہَا يُضِىٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٌ۬‌ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬‌ۗ يَہۡدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ لِلنَّاسِ‌ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٣٥)

Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca [dan] kaca itu seakan-akan bintang [yang bercahaya] seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, [yaitu] pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur [sesuatu] dan tidak pula di sebelah barat [nya], yang minyaknya [saja] hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya [berlapis-lapis], Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nur:35)
1

Tauhid Hakiki - Ilmu Ayam Jago Berkokok dalam Telur sumber asli: Tauhid Hakiki - Ilmu Ayam Jago Berkokok dalam Telur |

0

Kata-kata Terakhir Sang Mustafa






Bacalah, meski hanya satu kali.

Tiba-tiba, ada orang yang datang, katanya.”Assalamualaikum.”
”Bolehkah saya masuk?" ia bertanya.
Tapi Fatimah r.a. tidak mengizinkan dia memasuki ruangan.
"Maafkan aku, ayah saya sakit," kata Fatimah (rt, Anha), memutar tubuhnya kembali dan menutup pintu.


Dia kembali kepada ayahnya yang telah membuka mata dan bertanya pada Fatimah r.a., "Siapa dia, anakku?"
”Aku tidak tahu, ayahku. Ini adalah pertama kali aku melihatnya," Fatimah r.a. berkata dengan lembut.
Lalu, Rasulullah Saw.menatap putrinya dengan tampilan gemetar, seolah-olah ia ingin mengenang setiap bagian dari wajah putrinya.
"Ketahuilah satu hal! Dialah yang menghapus kenikmatan sementara, ia adalah yang memisahkan persahabatan di dunia.
Dia adalah malaikat maut, "kata Rasulullah Saw.
Fatimah r.a. menahan luap tangisnya.


Malaikat maut datang ke arahnya, tapi Rasulullah Saw.bertanya mengapa Jibril a.s tidak datang bersama dengan dia .. Kemudian, Jibril a.s dipanggil. Jibril a.s. sudah siap di langit untuk menyambut jiwa Habibullah dan pemimpin bumi.
"Hai Jibril, jelaskan padaku tentang hak-hak saya di depan ALLAH?" Rasulullah Saw. bertanya dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat sedang menunggu ruh Anda."
"Semua surga terbuka lebar menanti Anda," kata Jibril a.s.
Namun, pada kenyataannya, semua ini tidak membuat Rasulullah terlihat lega, matanya masih penuh kecemasan ..
"Anda tidak senang mendengar berita ini?" tanya Jibril a.s.
"Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul ALLAH Saw., aku mendengar ALLAH berfriman: "Kelak Aku haramkan surga untuk setiap manusia kecuali umat Muhammad saw. telah berada di dalamnya," kata Jibril a.s.

Detik demi detik menjadi lebih dekat dan lebih dekat, saatnya Malaikat Izrail a.s. untuk melakukan tugasnya. Perlahan-lahan, ruh Rasulullah saw. ditarik. Tubuh Rasulullah terlihat penuh keringat; urat leher beliau menegang.
”Jibril a.s., betapa menyakitkan sakaratul maut ini!"
Rasulullah Saw. mengerang perlahan. Fatimah r.a. memejamkan mata, Ali r.a. duduk di sampingnya membungkuk dalam-dalam dan Jibril a.s. memalingkan wajah kembali.
"Apakah Aku tampak menjijikkan bagimu sehingga Engkau memalingkan kembali wajahmu wahai Jibril?”
"Siapakah gerangan yang sanggup melihat Kekasih Allah dalam kondisi sakaratul maut?," lirih Jibril a.s..
'O ALLAH, betapa hebatnya sakaratul maut ini. Berikan padku semua rasa sakit itu, jangan Engkau berikan kepada umatku."
Tubuh Rasulullah Saw. menjadi dingin, kaki, dan dadanya tidak bergerak lagi ....Bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu, Ali r.a. mendekat ke telinganya ke hadirat Rasulullah Saw.
'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku – peliharalah salat dan santuni orang-orang lemah di antara kamu."
Di luar ruangan, tangis mulai membahana, para sahabat saling berpelukan. Fatimah r.a. menutup wajahnya dengan tangannya dan, sekali lagi, Ali r.a. mendekatkan telinga ke mulut Rasulullah Saw. yang mulai kebiruan.
'Ummatii, ummatii, ummatii? " - 'Umatku, umatku, umatku. "
Dan kehidupan manusia yang mulia berakhir. Bisakah kita saling mencintai seperti dia? Allahumma Shalli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Sebagaimana Rasulullah Saw. mengasihi kita?

Catatan:
Kirim ini ke semua teman Muslim sehingga ada kesadaran terhadap cinta ALLAH dan Rasul-Nya - karena - benar-benar - selain cinta ini, cinta yang lain hanyalah hal fana (tidak kekal). Amin ......

Jangan khawatir jika orang membencimu karena ada banyak orang lain yang mengasihimu dan menjagamu di bumi ini. Tapi, khawatirlah jika ALLAH membencimu karena di akhirat kelak tak seorang pun akan mencintai dan peduli padamu.

Semoga Allah SWT membimbing kita semua ke jalan yang lurus dan mengaruniai kita semua keberanian untuk menerima kebenaran dalam cahaya Al-Quran dan Sunnah dan untuk menolak semua hal-hal yang bertentangan dengan Al Qur'an dan Sunnah. Amin!

Tolong sebarkan ini ke sekelilingmu, insyaAllah kamu akan menjadi sebab yang membangkitkan kecintaan terhadap Nabi Saw.dalam hati seseorang.
Sumber: pos-el (e-mail) berantai
0

Gembel di Bumi, Raja di Langit




Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika kami berada di majelis Rasulullah Saw. tiba-tiba Rasulullah Saw. berkata, "Besok pagi akan ada seorang ahli surga yang salat bersama kalian. Abu Hurairah berkata,"Aku berharap semoga akulah yang ditunjuk oleh Rasulullah itu.
Maka pagi-pagi aku salat di belakang Rasulullah Saw. dan tetap tinggal di majelis setelah orang-orang pulang. Tiba-tiba ada seorang hamba hitam berkain compang-camping datang berjabat tangan pada Rasulullah Saw. sambil berkata, "Ya Nabiyallah, doakan semoga aku mati syahid. Maka Rasulullah Saw. berdoa sedang kami mencium bau kasturi dari badannya. 

Kemudian aku bertanya, "Apakah orang itu, Ya Rasulullah?" Jawab Nabi,"Ya, benar. Ia hamba sahaya dari bani fulan. Abu Hurairah berkata,"Mengapa tidak Engkau beli dan Engkau merdekakan, Ya Nabiyallah?" Jawab Nabi,"Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, bila Allah akan menjadikannya seorang raja di surga?"

"Hai Abu Hurairah, sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka. Dan ini salah seorang raja dan terkemuka. Hai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah kasih kepada makhluk-Nya yang suci hatinya, yang samar, yang bersih, yang terurai rambutnya, yang kempis perut kecuali dari hasil yang halal, yang bila akan masuk kepada raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak diterima, bahkan bila mati tidak dihadiri jenazahnya."

Ketika saeorang sahabat bertanya, "Tunjukkan kepada kami seorang dari mereka, Ya Nabi." Jawab Nabi,"Yaitu Uwais Alqarani, seorang berkulit cokelat, lebar kedua bahunya, sedang tingginya, selalu menundukkan kepalanya sambil membaca Alquran, tidak terkenal di bumi, tetapi terkenal di langit. Andaikan ia bersungguh-sungguh minta sesuatu kepada Allah, pasti diberi-Nya. Di bawah bahu kirinya ada bekas belang sedikit."

"Hai Umar dan Ali, jika kamu bertemu dengannya, mintalah kepadanya supaya membacakan istigfar untukmu."

(Disarikan dari Kitab Al-Hikam: Pendekatan Abdi kepada Khaliknya karya Syaikh Ibnu 'Athaillah as-Sakandari)


1

Canda Sang Nabi



Salam sobat, 
InsyaAllah, sobat-sobat tahu Grup band kocak Seurieus asal Kota Bandung yang pernah memopulerkan lagu Rocker Juga Manusia 'kan?! Nah, kali ini saya ingin mengetengahkan topik yang memanfaatkan paradigma judul lagu tersebut: Nabi Juga Manusia. Cekidot yah, Hehehe.. 

Pernah suatu ketika Rasulullah datang mengunjungi Fatimah. Tak ada Ali saat itu. Beliau bertanya, di mana Ali berada. Fatimah menjawab bahwa Ali berada di masjid. Rasulullah segera mencari menantunya itu. Ali ternyata sedang tidur. Bagian atas pakaiannya tersingkap. Debu mengotori punggungnya. Melihat itu, Rasulullah duduk lalu membersihkan punggung Ali. Beliau berkata, "Duduklah, wahai Abu Turab*. Duduklah."

Nama Abu Turab yang disematkan Rasulullah seraya bercanda itu kemudian menjadi julukan yang paling disukai Ali.
*turab berarti debu atau tanah

Salah satu pemberian Rasulullah kepada Ali dan Fatimah pada hari pernikahan keduanya adalah sepotong selimut. Selimut ini sangat pendek. Jika ia dipakai menutup kepala, kaki akan tersingkap. Jika kaki yang ditutup, maka kepala akan terbuka. Dalam kehidupan berkeluarga mereka selanjutnya, selimut itu mendatangkan kegembiraan tersendiri.
donggu13


Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW.
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu".
Para sahabat yang berada di situ berkata,
"Bukankah unta itu juga anak unta?"

Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu".
"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "Kenapa kamu ini?".
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.

Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua".
Perempuan itu lalu menangis.
Rasulullah menjelaskan, "Tidakkah kamu membaca firman Allah ini: serta Kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".

Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.

  • Celoteh kocak tentang Umar ibnu Khattab r.a.
Jika orang yang paling keras memusuhi Nabi adalah Abu Jahal, maka orang yang paling keras menyiksa kerabatnya-kerabatnya yang masuk Islam adalah Umar ibnu Khattab. Ada sebuah kisah menarik tentang Umar ibn Khattab. Kisah ini terjadi antara Abu Abdillah Amir ibnu Rabi'ah dan istrinya ketika mereka berdua hendak berhijrah ke Habasyah. Waktu itu sang istri menyatakan bahwa ia merasa prihatin dan kasihan kepada Umar. 
Amir pun bertanya,"Apakah engkau berharap Umar akan masuk Islam?"
"Ya," jawab istrinya.
Dengan putus asa Amir berkata,"Ia tidak akan masuk Islam sampai keledai-keledai ayahnya masuk Islam pula."
emot110

Akan tetapi, bukan hanya istri Amir yang berharap Umar masuk Islam. Rasulullah pun demikian. Setiap kali melihat Abu Jahal atau Umar, beliau selalu berdoa, "Ya Allah! Kuatkanlah agama-Mu ini dengan salah seorang yang paling Engkau cintai dari keduanya." Dan Allah Swt ternyata lebih mencintai Umar ibnu Khattab.

Demikianlah Sobat semua, kisah-kisah kocak yang pernah terjadi pada masa kehidupan Rasulullah Saw. beserta para sahabatnya. Semoga semakin menambah kecintaan kita semua pada beliau semua. Amin.

Oya, ada juga beberapa petunjuk syar'i mengenai adab bercanda Islami yang mudah-mudahan bisa menjadi bekal kita semua (termasuk diri saya pribadi) dalam meningkatkan kualitas kepribadian kita sebagai umatnya nabi dan rasul akhir zaman. Amin (lagi, hehee). Silakan klik ke sini. Salaaam!

Disarikan dari:
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya oleh Saudara Azhar Jaafar dan KhadijahThe True Love Story of Muhammad karya Abdul Mun'im Muhammad Umar, Penerbit Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2010 

n.b. : Alhamdulillah, postingan ini menandai kesembuhan saya dari post review syndrome. Saya sempat mengalami "demam panggung"; tidak bisa membuat postingan baru setelah Sarang Muxlimo terkena bidik ulasan dari sahabat blogger saya yang baik hati, Mas Khalid Abdullah yang bersemayam di sana, hehehe . 
Postingan ini pun sebenarnya adalah permintaan beliau. Hanya doa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan Mas Khalid telah "mengiklankan" blog "gaje" (gak jelas) ini. Semoga Allah Swt. melimpahkan karunia tanpa batas atas beliau dan keluarganya. Amin.